[Juni] Close-Up Interview with Wardah

Halo semua!^^

Karena Bebi ‘sedikit’ sibuk (ini sibuk beneran. Bukan cuma sibuk makan Bakpao ya xD..) bulan lalu. Jadi CUI yan ‘seharusnya’ menjadi CUI periode Mei ‘ditunda’ sampai awal Juni ini. Jadi ya, mohon maaf karena bulan lalu Bebi tidak up-to-date :( Beneran. Lain kali nggak bakal begini lagi kok :( Dan dengan ini, Bebi memutuskan untuk bulan Mei itu free-CUI. Kan nggak lucu kalo judulnya beginian banget: #Latepost CUI Mei. Ha Ha.

Agak aneh ya, biasa yang selalu ketemu Bebi di akhir bulan jadi bertemu di awal bulan :D Ah,ya. Nggak terasa yah, UN udah lewat, udah pada siap-siap ikut SBMPTN. Atau malah milih universitas swasta? Siapa tahu ya.

Um.. Jadi di bulan Juni ini. Bebi akan ‘menginterview’ Wardah, pemilik blog “Melukis Bianglala”

Picture1 (1)

By the way, udah pada baca Close-Up interview Arpril belum? Kalo belum bisa dibaca [disini]

Jadi ya, setelah Bebi jalan-jalan ke beberapa blog-nya member BBI. Bebi nemuin nih blog ini! Lucu ya namanya!><. Btw, Boleh nggak sih (sebagai pertanyaan pembuka)  Bebi nanya, Wardah, kenapa sih blognya di beri nama “Melukis Bianglala”?

Wardah: Nama blog ini kan terdiri dari dua kata, “Melukis” dan “Bianglala”. Nah, artinya saya ngikutin plek sama apa yang ada dalam KBBI.

Melukis  berarti membuat gambar dengan menggunakan pensil, pulpen, kuas, dsb, baik dengan warna maupun tidak. Sedangkan bianglala itu berarti pelangi (yah meski bianglala lebih identik sama benda bulat yang berputar itu sih ya).

Harapan saya dari gabungan dua kata ini saya bisa melukiskan bianglala, melukiskan pelangi kepada pembaca. Tidak dengan kuas, cat air, krayon, pensil warna, atau media gambar lainnya; cukup dengan kata-kata. Makanya saya pilih menggores warna lewat kata sebagai teman “Melukis Bianglala”. :D

Menurut Bebi apa saya sudah berhasil memenuhi harapan ini begitu berkunjung ke Melukis Bianglala?

Oh, jadi begitu ya… Gimana ya, menurut Bebi sih, ‘kanvas’ kamu udah memenuhi harapan kok^^ Buktinya kamu udah gabung di BBI. Ya kan? Haha.

 

Seperti biasa,

Warna hitam untuk pertanyaan Bebi

Warna biru untuk jawaban Wardahtuljannah

Warna pink untuk komentar-komentar Bebi yang wajib di baca!^^

Q: Halo Wardah, setelah ‘pertanyaan’ singkat di atas tentang nama blog kamu, Bebi mau tanya dong tentang ‘data diri’ kamu, eh… bisa dibilang ‘perkenalkan’ dong apa saja tentang diri kamu.

A:  Halo. Salam kenal, Bebi. Perkenalkan, saya Wardah.

Semester ini resmi menjadi mahasiswa teknik tingkat akhir yang galau akan masa depan, hiks. Doain ya semoga semester depan bisa jadi semester terakhir, Beb. *sungkem*

Sekarang sedang merantau di Yogya, tapi ga tahu juga nih bakal berapa lama. Udah terlanjur jatuh hati sama tempat ini sih. Mana di sini gampaaaaang dapet buku dibandingkan di Bangka sana, hiks.

(Teknik? Ah! Setelah ‘mengetahui’ hal ini, bebi jadi yakin kalo ‘banyak’ mahasiswa diluar sana yang jurusan sama kegemarannya berbanding terbalik. Tapi gak papa sih. Mungkin memang kegemaran dan cita-cita tuh nggak bisa disatukan ya T_T kayak Bebi nih. Gemar makan Bakpao tapi bercita-cita dari penulis dua-tingkat lebih maju dari J.K Rowling #eh)

Sebelum Bebi tanya lagi, iya, bisa dibilang saya dari Bangka (terlepas dari fakta saya lahir di Jakarta). Sekarang sih yang masih di Bangka tinggal orang tua dan adik saya yang paling kecil. Keempat anak orang tua saya yang lain sedang melanglang buana demi masa depan. Oya, saya anak kedua. ^^

(Seru dong! Lima bersaudara. Eh tapi semuanya pada pergi ya? T_T Tinggal kamu dan adik dong T_T)

Q: Oh jadi kamu lima bersaudara ya ? Ada nggak, selain kamu (tentunya) yang addicted sama yang namanya buku?

A: Well, dulu pas saya masih di Bangka, kami semua suka membaca. Komik sih, tapi komik masuk buku, kan, Beb?

Nah, kami saling membeli dan meminjamkan komik satu sama lain. Ketika saya mulai merambah novel fantasi, adik dan abang saya pun ikut serta membaca. Eragon, Harry Potter, Bartimaeus Trilogy, Darren Shan, dll. Lalu, lama-lama, ketika kami sudah mulai menjejaki masa kuliah, tinggal saya yang paling tergila-gila dengan buku. Abang saya masih membaca, tapi masih di seputaran komik. Adik saya yang paling dekat juga (kadang meminjam punya saya berhubung kami kuliah di kota yang sama), tapi tidak selalu. Adik saya satu lagi juga membaca, sering merampok koleksi novel YA saya ketika main ke Yogya (dia kuliah di Solo, btw, Beb). Kalau yang paling kecil … saya tidak tahu berhubung terakhir bertemu saya dia masih lebih suka main game atau menonton film.

Jadi, jawaban tepatnya, enggak. Kadang sedih sendiri sih karena nggak punya teman ngobrol buku.:’(

Sedih. Tapi untuk ketemu banyak orang di sini, Beb. Orang-orang yang juga suka membaca.

(Tentu aja! Komik termasuk buku kok^^ Wkwk. Apapun yang berbau kertas itu sudah pasti buku, #eh.

Nggak ada temen ngobrol buku yah di rumah? Ah, berarti ‘kesedihan’ kamu sudah tertolong dong. Kan udah gabung BBI? Ha Ha.)

Q: Gimana dengan temen-temen di kampus? Ada yang ‘sejalan’ nggak kegemaran bacanya dengan Wardah? Semisal sama-sama suka baca novel?

A: Ada sih beberapa orang, Beb. Beberapa bahkan jadi tempat peminjaman novel, si penggemar Dee atau penggemar JK Rowling atau penggemar Ika Natassa. Tapi nggak ada yang segila saya. Tidak ada yang kalap ketika lihat diskonan, ngeborong buku-buku lama dengan label 15.000an, nggak bisa nahan diri begitu lihat buku langka di OS-OS, dan membiarkan semua buku itu tertimbun tinggi. :’D

Ketemu sama temen yang doyan baca novel juga belum lama ini. Dulu pas masih mahasiswa baru kan masih malu-malu. Sekarang jadi malu-maluin ketika kumpul dan ngobrol panjang lebar tetang novel (yang saling dipinjamkan). XD

 

Q: Wardah ini sukanya baca novel Bergenre apa sih? Bebi penasaran banget kalo menyangkut yang satu ini >< Alasannya?

A: Paling utama sih family. Family masuk genre kan ya? Suka banget baca cerita tentang keluarga, khususnya kakak-adik gitu. Selalu aja bikin mata saya basah. :”)

Setelah family, saya suka young adult dan fantasy. Dua hal ini berimbang jadi kalau disuruh milih bingung. Saya suka fantasy karena fantasy yang mengantarkan saya pada kecintaan membaca lewat Eragon. Saya suka young adult karena rasanya dekat sekali dengan kehidupan saya sendiri. Pun keduanya disatukan, saya juga suka. Apalagi kalau ada kisah keluarganya. Duh, jadi favorit tuh ntar.

(Sama dong! Cerita yang ada unsur ‘family’ di dalemnya selalu adem ya.)

 

Q: Dari yang Bebi baca, Wardah ini termasuk salah satu dari sekian banyak penggemar Harry Potter ya? Selain Harry Potter, ada nggak buku lain favorit kamu?

A: Jelas ada dong, Beb. Ada banyak sebenarnya, tapi saya sebutin tiga yang paling sering saya sebut ketika ada yang bertanya soal buku favorit ya.

Herr Der Diebe karya Cornelia Funke, Bartimaeus Trilogy karya Jonathan Stroud, dan Darren Shan Saga karya Darren Shan. Bebi udah pernah baca tiga judul ini belum? Sumpah ketiganya bagus banget, Beb. Kudu dibaca pokoknya.

(Ah.. Belum.. Bagus ya? oke! sip! masuk wishlist!)

 

Q: Oh… Gimana dengan penulis favorit? Sebagai pembaca tentunya punya, dong?

A: Agatha Christie. Terlepas dari kenyataan novel beliau tidak saya sebutkan di atas, Mbak yang satu ini itu jenius. Saya selalu saja terpukau ketika membaca karyanya. Sampai bagi saya pribadi belum ada novel misteri yang mengalahkan “And There Were None” karya Agatha Christie.

Saya juga suka Jonathan Stroud sejak membaca Bartimaeus Trilogy. Seri terbarunya juga nggak kalah kerennya, meski ga ada lagi sosok jin sekarismatik Barty sih. XD

Kalau penulis dalam negeri, saya suka Pramoedya Ananta Toer. Karyanya selalu menakjubkan. Doain ya supaya saya bisa menyelesaikan semua karyanya. Maklum karya beliau kan tidak bisa diselesaikan dalam sekali baca. Lagian bukunya sekarang langka. Hiks. Nyesel dulu nggak beli.

Selain itu, saya suka Prisca Primasari. Beliau ini yang membuat saya jatuh cinta pada karya-karya lokal lainnya. Lewat karya beliau yang berjudul Eclair, saya bertemu satu lagi penulis lokal kesukaan saya, Windry Ramadhina. Kalau Bebi bertemu kedua penulis ini di Jakarta sana, sampaikan salam saya ya. Hihi.

(Eh kok sama lagi?! Windry Ramadhina itu selalu ‘sukses’ bikin Bebi ‘terbuai’ oleh ceritanya. Entah kenapa, disaat Bebi ‘pikir’ kalo ide ceritanya itu biasa aja. Cuma ‘gaya penulisannya’ bikin sesuatu yang udah ‘biasa’ jadi ‘berbeda’. He He. Ngerti ngga Wardah? Ngertiin aja ya! #eh)

 

Q: Apa sih alasannya kenapa Wardah bisa ‘favorit’kan buku tersebut?

A: Herr Der Diebe itu karena ceritanya menyentuh pas saya baca pertama kali. Nemu buku itu pas awal-awal masa SMA. Lalu, entah kenapa langsung jatuh hati saja. Sama karakter kakak-adiknya, sama si Pangeran Pencuri, sama petualangan mereka, dan sama Venezia yang menjadi latar. Kalau belum baca, coba deh Bebi baca. Nggak bakal nyesel saya jamin.

Kalau Bartimaeus Trilogy itu karena si Barty. Siapa sih yang bisa tahan begitu membuka buku pertamanya langsung *disensor karena mengandung spoiler bagi yang belum membaca*. Pokoknya Bartimaeus adalah salah satu karakter favorit saya sepanjang masa.

Lain lagi sama Darren Shan Saga. Selain fakta bahwa saya suka ending-nya yang epic (akhir yang belum pernah saya temukan di novel fantasy remaja lainnya kecuali di Darren Shan Saga), saya harus mengakui bahwa seri novel ini adalah seri yang membuat saya berjuang paling keras. Kedua belas novel dalam seri ini saya santap dengan ebook-nya yang berbahasa Inggris. Dari Darren Shan Saga inilah saya mulai membaca ebook-ebook berbahasa Inggris, Beb.

Q: Minat ‘membaca’ Wardah timbul mulai kapan, sih?

A: Dari kecil? Dari dulu senang banget baca cerita. Dulu sih nemunya cerpen-cerpen di majalah Annida doang. Mana itu hitungannya majalah cukup lawas pas usia saya menemukan. Terus habis pindah rumah, ketemu sama seseorang yang doyan banget baca manga. Berakhirlah saya menjadi semi-otaku gitu. Kerjanya baca manga sampai pernah semalaman suntuk ngehabisin manga Tsubasa Reservoir Chronicle (tapi sekarang saya udah lupa-lupa ceritanya, Beb, jadi jangan tanya ya).

Pas zaman-zaman Harry Potter booming ikut ketularan gilanya dan ga bisa menahan keinginan buat baca buku bagus terus. Yaudah deh saya mendeklarasikan diri sebagai kutu buku. Padahal saat itu bacanya masih dikiiiiiiiit banget lho, Bebi. XD

(Ah… Dari kecil. Rata-rata minat baca member BBI memang timbul sejak kecil, sih. Tapi.. Tsubasa Reservoir Chronicle gimana sih? Yang kapten sepak bola bukan? #baruingatkalodisuruhjangantanya #yasudah)

Q: Buku yang sangat ‘menginspirasi’ kamu untuk terus baca apa dong?

A: Eragon. Novel fantasi satu ini sukses berat bikin saya nggak bisa berhenti membaca, Beb. Sukses yang sampai bikin saya enggan melepaskan novel tersebut untuk melakukan hal lain, seperti makan, beribadah, bahkan ke kamar kecil. Saya bahkan enggak tahu kenapa habis baca novel ini langsung nulis ringkasannya lho, Beb. Kemudian, berdebar-debar menungu kelanjutannya. Dan akhirnya jadi melahap buku-buku novel lain karena lanjutanya lama keluar.

Rasaya Eragon di mata saya yang masih belia itu luar biasa. Benar-benar membawa saya pada keajaiban.

 

Q: Bicara tentang ‘kebagusan’ suatu novel, menurut Wardah, karya yang bagus itu yang bagaimana, sih?

A: Ini relatif sih, Beb. Kayak cantik atau tampan itu kan relatif bagi tiap orang.

Tapi, syarat utamanya bagi saya itu eksekusinya harus mantap. Peduli amat genre utama, premis cerita, atau nama tokohnya pasaran, selama dieksekusi dengan keren pasti bakal jadi karya yang bagus.

Eksekusi yang mantap itu termasuk di dalamnya adalah penggunaan tata bahasa yang benar, sesuai EYD, dan tidak bertujuan menyakitkan mata (dengan kesalahan penulisan bertebaran seperti pasir di pantai). Selama seorang penulis bisa menyajikan cerita dengan eksekusi yang luar biasa, pasti akan selalu ada pembaca yang terus menantikan karyanya. :)

 

Q: Bicara soal Blog, kok bisa kepikiran sih buat Blog Buku?

A: Eng, kenapa ya? Awalnya sih gabung dalam klub resensor penerbit Diva, eh terus makin lama isi blog cuma review doang. Benar-benar review buku doang, Beb. Atau foto kover buku, foto hasil khilaf lihat diskonan, foto buku dengan tanda tangan, atau atau yang lain (yang semuanya berhubungan dengan buku). Yaudah deh sekalian aja jadiin blog buku dan gabung BBI. XD

Curhatan randomnya dipindah ke blog lain coretmeskisampesekarangjaraaaaangbangetdiupdatemasacoret. Jangan dicari blognya, Beb, nanti ketahuan deh kalau blog satunya itu nggak pernah saya urusin.

 

Q: Nah, setelah nge-blog tentang buku, kok bisa kepikiran gabung BBI?

A: Mungkin karena sayang aja kalau isinya udah tentang buku doang kenapa nggak sekalian gabung ke komunitas yang mewadahi gitu? Biar sekalian bisa dapat teman yang seirama di blog gitu. Saya ngecek berkali-kali soal syarat keanggotaan BBI juga, Beb. Setelah benar-benar yakin bahwa saya sanggup memenuhinya, akhirnya saya daftar deh.

Belakangan, saya merasa sangat bersyukur karena mengambil keputusan bergabung BBI. Selain saya mendapatkan keluarga yang hangat, cerah-ceria (?), dan sama gilanya; saya juga punya kesempatan dapat buku-buku gratis. :P

(Iya, iya. Bebi catet, punya kesempatan dapet buku gratis ya? Iya. Iya. Bener sih. Buat Blog Buku tapi gak gabung BBI bakal ‘merasa’ ada sesuatu yang kurang sih. xD )

 

Q: Seperti biasa, Bebi ingin menanyakan: Kenal BBI dari mana?

A: Dulu pas rajin blogging gitu kadang lihat di sidebar blog-blog, tapi ga punya ketertarikan lebih selain rasa penasaran. Lagi pula rada males gitu pas tahu blog-nya cuma boleh berisi review. Nanti tulisan random saya harus ditaruh di mana?

Nah, terus dari Kak Yuu tahu lebih jauh soal Bebi. Nama lengkapnya Ayu Puspita Sari Ningsih. Btw, beliau belum lama ini mengeluarkan novel lho. Bebi tahu nggak?

Pertama kalinya itu lihat blog buku Kak Yuu, tapi ya lihat doang, hehe. Terus makin lama makin sering lihat blog-blog BBI yang ngadain GA, Kak Luckty, Kak Ren, Mbak Atria, Kakak-Mbak-Mas yang lain. Dan tahulah bahwa keuntungan jadi member salah satunya BBI bisa dapat buku gratisan, yaudah gabung deh. *ditimpuk*

 

Q: Sebagai penutup, kesan & harapan Wardah untuk BBI?

A: Kesannya apa ya, he? Bebi lucu. x)

Kesannya sih awalnya saya pikir BBI itu rada kaku-strict-sulit didekati (?), eh ternyata setelah semakin lama terjun di dalamnya, saya sadar bahwa kesan itu hanya kesan-kesanan. Bebi itu manis banget kok. Dan penuh kehangatan.

(Rada kaku ya? Oke, dicatet. Mungkin itu karena ‘keformalan’ saat membalas ‘email’ pendaftaran mungkin? Kan nggak mungkin bales email pake loe-gue. Hahaha)

Kalau harapan, semoga BBI bisa terus menjadi rumah bagi siapa pun yang “mencari rumah”. Semoga BBI tidak akan pernah berhenti melebarkan sayapnya untuk menjadikan segenap pecinta literasi Indonesia sebagai bagian dari keluarga (termasuk di dalamnya adalah penerbit-penerbit supaya bisa dapat potongan harga gitu mungkin pas beli wkwk *sangat-sangat berharap*). Eh tapi saya benar serius lho berharap BBI ini bisa menjadi keluarga terus sepanjang hayat. :’)
Previous
Next Post »

5 comments

Write comments
Helvry
AUTHOR
05 June, 2015 03:35 delete

emang jogja surganya buku :) beruntung deh yg tinggal disana :)

Reply
avatar
Ipin
AUTHOR
07 June, 2015 02:45 delete

Salam kenal mbak Wardah :D

Reply
avatar
Ipin
AUTHOR
07 June, 2015 02:46 delete

Waaah salam kenal mbak Wardah :D

Reply
avatar
biro jasa sim
AUTHOR
10 June, 2015 15:09 delete

aduh jadi pengin pindah jogja lagi hih huhuhu :( :(

Reply
avatar
Lilis
AUTHOR
17 June, 2015 21:41 delete

Jadi ingat pas ke Jogja yang dibawa pulang hasil borongan di toga mas :D

*salam kenal Wardah:)

Reply
avatar