Dok. Pribadi
Memiliki koleksi buku memang menjadi kegembiraan tersendiri
bagi kita. Dengan melihat buku-buku berjejer saja para penikmat buku sudah
sangat bahagia, apatah lagi ketika membacanya. Koleksi-koleksi ini tentu harus
kita jaga dan rawat agar tetap awet dan bisa diteruskan ke generasi selanjutnya
sehingga akan menebar lebih banyak lagi manfaat.
Masalahnya, untuk mengelola buku koleksi ini, umumnya
kebanyakan kita merasa kerepotan. Mulai dari menatanya, membersihkan, atau
memperbaiki buku yang rusak, hampir semua kegiatan ini membutuhkan waktu dan
tenaga yang tidak sedikit. Seringnya kita biarkan saja koleksi buku kita apa
adanya, bertumpuk-tumpuk di pojok tanpa ada penanganan ekstra. Tak heran jika
setelah beberapa lama, buku-buku yang kita kira baik-baik saja ternyata sudah
mulai berjamur atau rusak. Bahkan ada yang lebih ekstrem, dimakan rayap.
Nah, meskipun kita kekurangan waktu untuk mengelola buku
koleksi kita, setidaknya ada beberapa hal penting yang perlu kita ketahui. Dalam
mengelola buku koleksi, saya mencoba membaginya menjadi beberapa bagian
pembahasan.
Mendata Buku Koleksi
Mendata buku koleksi menurut saya cukup diperlukan. Jika
enggan menggunakan software atau perangkat yang ribet untuk membuat database
buku, cukup gunakan program Microsoft excel untuk mendata buku. Atau bisa juga
menulisnya secara manual. Intinya, didata. Pendataan akan memudahkan kita
mengetahui berapa banyak koleksi kita dan buku apa saja yang sudah kita miliki.
Tak jarang ada yang akhirnya membeli buku dengan judul sama sampai double,
triple atau bahkan lebih.
Pengelompokkan Buku
Koleksi
Bagaimanapun banyaknya koleksi buku kita, tidak akan ada
artinya jika buku-buku itu sulit kita temukan ketika diperlukan. Bayangkan bila
buku koleksi kita susun sampai padat di rak buku karena keterbatasan tempat,
saat diperlukan, kita harus membongkar ruang-ruang rak tersebut, sungguh akan
sangat merepotkan, bukan? Tapi, bila buku-buku itu sudah kita tempatkan sesuai
kelompoknya, kita hanya perlu mengambilnya dari tempat yang sudah ditentukan.
Energi untuk membongkar bisa diminimalisir. Maka dari itulah, dibutuhkan
pengelompokkan buku koleksi.
Ketika membahas tentang pengelompokkan buku, umumnya di
pikiran kita mungkin terlintas klasifikasi buku yang ribet ala perpustakaan,
menggunakan sistem Dewey dan bla bla bla segala macamnya. Ini membuat kita
merasa ribet dan enggan untuk melanjutkan. Padahal, tujuan dari pengelompokkan
buku itu sebenarnya untuk memudahkan pengguna dalam memilih dan mendapatkan
buku secara cepat dan tepat ketika diperlukan.
Jadi, kita tidak harus menggunakan sistem pengelompokkan
atau klasifikasi buku yang ribet. Kita bisa membuat sistem pengelompokkan kita
sendiri. Beberapa model yang bisa kita adaptasikan yaitu:
- Pengelompokkan buku berdasarkan genre atau tema
- Pengelompokkan buku berdasarkan penulisnya
- Dll
Untuk membedakan pengelompokkan tersebut, kita bisa
menggunakan warna-warna yang berbeda dengan stiker tempel berwarna. Bisa juga
dengan membuat kode kita sendiri. Intinya, kitalah yang membuat sistem
klasifikasi buku koleksi kita sesuka hati kita, tidak harus menggunakan sistem
penomoran seperti di perpustakaan.. Dengan begini, kita akan lebih enjoy
mengelolanya.
Beberapa Faktor Umum
yang Biasa Merusak Buku
Kertas zaman dahulu sangat jauh berbeda kualitasnya dengan
kertas zaman sekarang. Dahulu, kertas terbuat dari selulosa murni dan mampu
bertahan sangat lama. Namun, kertas yang beredar di pasaran saat ini sudah
banyak mengandung campuran lignin dan bahan tambahan lainnya sehingga apabila
kondisi lingkungan tidak baik, kertas akan sangat mudah rusak. Begitu pula
dengan buku koleksi. Berikut ini beberapa faktor yang mempengaruhi kondisi
buku.
Kelembapan dan Cahaya
Pada artikel sebelumnya, sudah kita ketahui bahwa kondisi yang paling ideal untuk menyimpan buku kita adalah
temperatur yang rendah (20-22 derajat celcius), kelembaban yang tepat (sekitar
45-55%), juga pencahayaan yang tepat. Kondisi yang lembab akan
membuat buku koleksi mudah berjamur. Mungkin kita sering melihat kertas buku
ada noda-noda kuning yang semakin lama semakin bertambah, itulah jamur. Selain
jamur, lembab juga bisa menyebabkan tinta buku larut atau meleber, kertas buku
menjadi basah dan saling menempel atau bergelombang seperti terkena basah.
Cahaya matahari secara langsung dan lampu dengan intensitas
berlebih bisa mempengaruhi kondisi buku. Cahaya akan mempercepat buku
teroksidasi, sehingga sering kita jumpai kertas buku menjadi kering atau lapuk,
warnanya memudar, atau kertas menciut.
Polusi Udara
Polusi udara yang dimaksud adalah apa saja yang ada di udara
yang bisa merusak buku, termasuk partikel debu, kotoran, asap, dan sebagainya.
Debu jika tidak dibersihkan akan meninggalkan noda kotor yang bisa sulit
dibersihkan.
Makhluk Hidup
Hewan pengerat seperti tikus dan serangga seperti rayap
adalah musuh utama kertas/buku. Tanaman juga bisa merusak kertas karena umumnya
di tanaman ada banyak organisme mikro yang bisa mendatangi buku. Kertas buku
mengandung senyawa organik yang bisa menarik serangga atau organism dari
tanaman.
Tempat Penyimpanan
Umumnya kita menyimpan buku koleksi di rak buku. Ada yang
rak terbuka, ada yang tertutup. Rak tertutup akan mudah menimbulkan lembab
karena sirkulasi udara sedikit atau tidak ada. Rak terbuka juga akan
memunculkan isu seperti kotor, kering, dsb. Jika kita menyimpan buku di kotak
atau container, sebaiknya tidak menggunakan kotak kardus, karena bahan yang ada
di kardus bisa membuat buku menguning karena zat asamnya bereaksi.
Kesalahan Penanganan
Sudah lumrah ya kalau kita membaca itu sukanya sambil
ngemil, membawa makanan ringan dan minuman hehe. Minyak, noda, atau bahan-bahan
yang ada di makanan dan minuman yang menempel di tangan bisa juga membuat buku
rusak. Posisi membaca dan memperlakukan buku juga menjadi faktor lainnya yang
mempengaruhi kondisi buku, misalnya ketiduran sehingga buku tertimpa dan terlipat,
membaca buku dengan menekuk sampulnya sampai 360 derajat, menggunakan pembatas
buku yang tebal sehingga jilid buku bisa meregang. Ada banyak hal yang menjadi
kesalahan penanganan.
Tips Mengelola Buku
Untuk mencegah buku koleksi agar tidak mudah rusak, berikut
ini beberapa tips yang bisa kita terapkan
- Jangan letakkan rak buku atau tempat penyimpanan buku di dekat jendela agar hawa dingin, cahaya, dan lembab bisa terhindarkan.
- Sebaiknya rak atau lemari yang bagian dasarnya tipis diberikan tambahan alas di lantai agar hawa dingin dari lantai tidak naik dan membuat buku lembab.
- Jangan meletakkan tanaman hidup di dekat rak buku
- Jangan menyusun buku terlalu padat atau terlalu longgar. Menyusun buku dalam posisi berdiri akan membantu jilid buku tidak cepat rusak. Gunakan penyangga buku bila dirasa kurang tegak. Posisi buku yang miring karena terlalu longgar akan membuat lekukan pada jilid dan keseluruhan buku
- Jangan menyimpan buku di dalam kardus
- Jika menyimpan buku di dalam kotak atau container plastik, atau di rak dan lemari tertutup, tambahkan silica gel secukupnya ke dalamnya agar tidak terlalu lembab. Bisa juga kita menggunakan serap lembab. Silica gel bisa dibeli di toko bahan kimia, toko lensa atau secara online. Serap lembab bisa kita beli di supermarket. Carilah serap lembab yang bisa diisi ulang wadahnya. Atau jika kita kreatif, bisa membuat sendiri wadah untuk serap lembab dan membeli isi ulangnya saja.
- Penggunaan kapur barus atau kamper lebih bagus di luar rak/lemari/box. Letakkan di sekitar rak agar tikus, kecoa dan hewan lainnya tidak mendekat. Aroma kapur barus sangat tidak disukai hewan-hewan tersebut. Sebaiknya tidak meletakkan kapur barus di dalam rak dan dekat buku karena hawa panas dari kapur barus akan mudah membuat plastik sampul menjadi rapuh dan menciut.
- Bersihkan debu sebisa mungkin
- Hindari membaca sambil makan
- Jika ingin menyampul buku dengan sampul plastik, sebaiknya tidak menggunakan perekat seperti lem atau selotip secara langsung ke sampul buku. Perekat bisa digunakan di antara sampul plastiknya saja atau bisa juga hanya dengan lipatan tanpa perekat, sehingga bila suatu saat ingin mengganti sampulnya, sampul buku tidak rusak dan zat perekat tidak menempel.
- Jika ada buku yang terkena rayap, segera pisahkan dan bakar agar tidak menular ke buku lainnya. Rayap suka kondisi yang lembab dan hangat.
- Hmm … apa lagi yaaa :D segitu dulu deh ya. Nanti kalau ada lagi yang teringat, bisa ditambahkan menyusul
- Book Catalogue. Aplikasi Android, bisa dicari di Google playstore. Aplikasi ini bisa kita gunakan untuk mendata buku dengan cara mengimport dari Goodreads atau lewat scan barcode di buku kita. Cocok untuk pribadi, dan bagi mereka yang tidak ingin ribet atau memiliki keterbatasan waktu untuk mendata
- Slims. Software/script untuk database buku. Cukup entry data buku, dia akan generate barcode, penomoran buku, katalog, dll. Cocok untuk pemilik buku dengan jumlah koleksi sangat banyak, atau rumah baca, atau perpustakaan umum/masyarakat
- Microsoft Access. Program sejak zaman dulu hingga sekarang yang tetap relevan. Bisa digunakan untuk membuat database kita sendiri sesuai keinginan kita.
- Manajemen Perpustakaan Sekolah oleh Drs.
Hartono, SS, M.Hum. penerbit Ar-Ruzz Media
- Pengalaman pribadi :D
Evyta Ar
Sign up here with your email
4 comments
Write commentswaa baru tahu kalau kapur barus jangan dideketin ke buku T___T
ReplyWaduh gua jahat bingitz brarti sama2 buku2 gua nih. Gua punya perpustakan pribadi tapi masih kurang terawat *gubrak*
Replytips yang sangat bermanfaat
ReplyLibrary terlengkap
Makasih tips nya, selama ini belum termenej dengan baik
ReplyEmoticonEmoticon